ALIRAN-ALIRAN DALAM SENI RUPA
Keragaman
seni memiliki variasi baik dalam bentuk maupun dalam gaya dan aliran
seni. Gaya dan aliran dalam seni sering ditafsirkan secara kurang benar
atau kadang-kadang kebalikannya, artinya gaya ditafsirkan sebagai aliran
dan sebaliknya aliran ditafsirkan sebagai gaya. Gaya, corak atau
langgam ataupun style adalah sebenarnya berurusan dengan bentuk luar
sesuatu karya seni, sedangkan aliran, faham atau isme lebih menyangkut
pandangan atau prinsip yang lebih dalam sifatnya.
1. NATURALISME
Dalam
seni rupa aliran naturalisme adalah suatu faham yang memuja kebesaran
alam oleh karena itu bagi kaum naturalis tidak mungkinlah untuk
melukiskan bagian alam ini yang jelek-jelek. Lukisan naturalistik selalu
menggambarkan keindahan alam sehingga natularisme memiliki sifat
idealistic.
Naturalisme
melukiskan segala sesuatu sesuai dengan nature atau alam nyata, artinya
disesuaikan dengan tangkapan mata kita. Basuki Abdullah melukis seorang
perawan desa dengan pakaian lusuh justru tampak seperti bidadari. Tokoh
Natularisme di Indonesia selain Basuki Abdullah adalah Raden Saleh.
2. REALISME
Realisme
adalah suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukiskan segala
sesuatu seperti apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam,
memperbaiki ataupun menyempurnakannya. Bahkan cenderung menampilkan
peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan, kejorokan dan
lain-lainnya.
Pelukis realis, Belinsky, menunjukkan cara dengan: “Carilah objek
kesenilukisan dari dunia sekelilingmu; jangan dibagus-baguskan; tangkap
semua itu sebagaimana adanya” (Soegeng Toekio dkk, 1987:36). Sudarso
mengatakan bahwa dalam menangkap realitas ini seperti apa adanya, tanpa
ilusi, dan tanpa bumbu apa-apa (Sudarso, 1990:94).
3. IMPRESSIONISME
Impresionisme
adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan-kesan.
Seniman-seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke
mata, kabur, tanpa fokus atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran
ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan terhadap cara-cara melukis
seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya dan
bayangan) yang selalu melukis dalam studio.
Seniman-seniman penganut aliran impresionis hanya berpendapat bahwa
cahaya dan bayangan tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah sesuai
dengan gerakan sumber cahaya (matahari), oleh karena itu mereka tidak
mau melukis di dalam studio. Mereka lari ke jalan raya, ke ladang, tepi
sungai dan sebagainya. Hasil yang perlu dicatat dari aliran ini ialah
dilukiskannya hal-hal yang belum pernah dilukiskan oleh seniman-seniman
akademik, misalnya mereka melukiskan kabut-kabut, hujan badai,
fatamorgana, gerakan-gerakan satu objek dan lain-lain. Warna-warna yang
dipakainyapun menjadi semakin cerah dibandingkan dengan warna yang
digunakan seniman akademik yang semakin gelap.
4. ROMANTISME
Romantik,
sebagai istilah sejarah kebudayaan Eropa meliputi masa kurang lebih
tahun 1795-1840; merupakan reaksi terhadap rasionalisme dan klasisisme.
Istilahnya bertalian dengan Romance atau roman. Abad XVII dan XVIII
romantik artinya aneh, luar biasa, sebagai dalam roman (Van Hoeve,
tt:1186).
Beberapa
tanda romantik misalnya, perasaan didahulukan daripada pikiran; yang
terasa oleh orang seorang lebih diutamakan dari realisme yang objektif;
kaum romantik berpangkal pada fantasi (lamunan); mereka suka
berhanyut-hanyut dalam dunia impian, suka melayang-layangkan pikirannya
ke zaman lampau sambil berpaling dari keadaan yang nyata (Van Hoeve,
tt:1186).
5. Ekspresionisme
Penganut
paham ekspresionisme memiliki dalil bahwa “Art is an expression of
human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia. Aliran ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh
seseorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Perintis aliran
ini Benedetto Croce (1866-1952) menyatakan bahwa seni adalah
pengungkapan dari kesan-kesan ( art is expression of impresion ).
Menurut Croce ekspresi sama dengan intuisi. Intuisi adalah pengetahuan
intuitif yang diperoleh melalui pengkhayalan tentang hal-hal individual
yang menghasilkan gambaran angan-angan ( images ) (The Liang Gie,
1976:75).
Ekspresionisme juga didefinisikan sebagai kebebasan distorsi bentuk dan
warna untuk melahirkan emosi ataupun sensasi dari dalam yang biasanya
dihubungkan dengan kekerasan atau tragedi. Ekspresionisme menjajagi jiwa
dan menemukan ‘ Sturm und Drang' dan pancarannya keluar merupakan media
yang baik untuk melukiskan emosinya kepada orang lain. Tokoh pelukis
Ekspresionisme di Indonesia adalah Affandi (Soegeng Toekio, 1987:40).
Pengungkapan
berwujud berbagai gambaran angan-angan misalnya images warna, garis,
dan kata. Mengungkapkan bagi seseorang berarti menciptakan seni dalam
dirinya tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar.
Seorang tokoh
lain dari aliran ini adalah Leo Tolstoy. Ia berpendapat: “Memunculkan
dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalaminya dan
setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan pelbagai gerak,
garis, warna, suara atau bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata,
memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang lain mengalami perasaan
yang sama, ini adalah kegiatan seni (The Liang Gie, 1976:76).
6. Surrealisme
Para
seniman dari kelompok Surrealisme ini berusaha membebaskan diri dari
kesadaran pikir, menghendaki kebebasan yang besar sebebas orang yang
tengah mimpi dalam menciptakan karya-karyanya; sehingga karya-karya yang
dihasilkannyapun nampak aneh dan asing penuh misteri. Teknik yang
dipergunakan adalah teknik realistik, karenanya banyak pula orang yang
menyebut karya semacam ini dengan istilah ‘Realisme dunia mimpi'.
Tokoh-tokohnya antara lain adalah Salvador Dali, sedang di Indonesia
dapat disebutkan misalnya Sudibio (Soegeng Toekio, 1987:41-42).
• Fauvisme, memilik arti ‘binatang jalang'. Fauvisme adalah suatu reaksi
terhadap metodisme yang lamban dan tidak tepat dalam neo impresionisme
Seurat dan Signac. Fauvisme ini tidak berumur panjang namun andilnya
sebagai unsur pembebas dalam seni amat besar dan menentukan. Ciri-ciri
Fauvisme adalah pada “ketepatan bukan selalu merupakan kebenaran”.
Tokoh-tokohnya antara lain adalah Delacroix, David, dan di Indonesia
adalah Raden Saleh.
• Kubisme sebagai suatu aliran dalam seni
lukis Kubis mempergunakan shape-shape geometri (segi tiga, kubus, dan
lain-lain) dalam karya-karyanya, walaupun sebenarnya yang digambarkan
adalah figur manusia, binatang, ataupun tumbuh-tumbuhan. Artinya, oleh
seniman figur-figur tersebut dipecah-pecah menjadi susunan bentuk-bentuk
geometris. Teknik yang digunakan adalah kolase yaitu dengan menempel
potongan kertas surat kabar, gambar-gambar poster dan lain-lain. Dilihat
secara keseluruhan karya-karya seperti ini mempunyai kesan monumental,
statis, kaku dalam keseluruhan komposisinya. Karya-karya kubisme dapat
dilihat pada karya Pablo Picasso, yang juga terkenal sebagai Bapak
Kubisme dan George Braque.
•
Futurisme merupakan aliran yang muncul di Itali tahun 1909 yang
mendobrak faham kubisme yang dipandang statis dalam hal komposisi,
garis, warna, serta ritmenya). Penganut aliran ini menganggap bahwa
kesenian masa lalu telah mati. Futurisme adalah seni untuk masa datang,
yang menguasai masa depan. Futurisme mengabdikan diri pada gerak dan
memiliki semboyan “Keindahan dalam artinya yang baru adalah bila mobil
meluncur bagaikan peluru”. Seekor anjing yang sedang berlari dilukiskan
tidak hanya berkaki empat tetapi berkaki banyak.
• Dadaisme
sering disebut sebagai aliran yang anti seni (anti dalil dan pengertian
seni yang ada), anti perasaan, bahkan cenderung menonjolkan kekerasan
serta kejorokan. Hal ini sebenarnya lebih terdorong oleh adanya sikap
sinis terhadap segala akibat Perang Dunia I. Karya-karyanya serba aneh
seperti halnya menkopi lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci tetapi
ditambah kumis. Pispot dari tempat sampah diangkat sebagi karya dan
diberi judul untuk dipamerkan.
• Abstraksionisme merupakan aliran
dalam seni rupa yang mengungkapkan sesuatu kenyataan yang ada dalam
dunia batin seseorang. Karya yang muncul biasanya akan berbeda dengan
dunia luar yang nyata; Jadi karya seperti ini bersifat
individual/pribadi.
•
Optical Art (Op Art) adalah salah satu seni nonobjektif atau
nonfiguratif jadi termasuk dalam kelompok seni abstrak. Bentuk susunan
shape-shape dengan warna-warna yang cerah diatur sedemikian rapinya,
rumit dan berulang-ulang (repetisi). Kita akan tertipu dengan adanya
ilusi/kesan gerak, ruang yang seakan-akan berada di ‘dalam' tetapi pada
sisi lainnya tampil seolah-olah keluar ruang. Contoh
• Populair
Art ( Pop Art ) adalah suatu aliran yang menggunakan benda-benda yang
dapat ditemui di sekitar kehidupan kita sebagai objek seninya. Dengan
Pop Art ini orang dapat dengan begitu saja mengambil kaleng bekas
minuman coca-cola, atau sepiring nasi untuk sarapan, sedikit lebih
diatur kemudian dipamerkan sebagai karya patung. Mungkin juga
menggunting perangko, gambar bintang film, reklame kemudian disusun
diberi pigura dan dipamerkan sebagai karya lukis. Aliran ini muncul pada
saat orang telah menjadi bosan dengan seni non objektif/non figuratif.
Para seniman Pop Arti ini berusaha kembali mengingatkan orang kepada
lingkungan yang telah sekian lama terlupakan melalui karya-karyanya.
RANGKUMAN
Aliran
Naturalisme dalam filsafat erat hubungannya dengan realisme bahkan
semua penganut naturalisme adalah juga penganut realisme, namun tidak
semua penganut realisme adalah penganut naturalisme. Penganut
naturalisme berpendapat bahwa satu-satunya dunia yang dapat dipercaya
secara empiris ialah dunia eksitensi yang bersifat alami. Makna
naturalisme secara khusus ada dua hal yaitu (1) hasil berlakunya hukum
alam secara fisik. Misalnya, gerhana matahari merupakan gejala alami/
terjadi karena akibat hukum gerakan benda angkasa. (2) terjadi menurut
kodrat dan wataknya sendiri. Misalnya, orang mengatakan: “Secara alami,
wajar jika ia berbuat demikian”. Jadi perbuatannya itu sesuai dengan
kodrat atau wataknya sendiri
Kesimpulan :
Naturalisme adalah aliran dalam seni rupa yang melukiskan sesuatu sesuai dengan apa yang ada di alam dengan semirip-miripnya.
Naturalisme lebih menekankan pada teknik agar dalam melukiskan obyek lebih persis seperti aslinya.
Realisme
adalah suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukiskan segala
sesuatu seperti apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam,
memperbaiki ataupun menyempurnakannya. Bahkan cenderung menampilkan
peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan, kejorokan dan
lain-lainnya.
Kesimpulan :
Realisme adalah aliran dalam seni rupa yang melukiskan sesuatu apa adanya tanpa mengurangi dan menambah.
Realisme lebih menekankan pada tema kehidupan sehari-hari yang wajar.
Impresionisme
adalah suatu bentuk karya seni lukis yang menghadirkan kesan-kesan.
Seniman-seniman impresionis hanya melukiskan cahaya yang dipantulkan ke
mata, kabur, tanpa fokus atau hanya merupakan kesan suatu objek. Aliran
ini timbul sebagai akibat ketidakpuasan terhadap cara-cara melukis
seniman akademik (sebutan untuk seniman-seniman realisme cahaya dan
bayangan) yang selalu melukis dalam studio.
Aliran Romantik
memiliki beberapa tanda misalnya, perasaan didahulukan daripada pikiran;
yang terasa oleh orang seorang lebih diutamakan dari realisme yang
objektif; kaum romantik berpangkal pada fantasi (lamunan); mereka suka
berhanyut-hanyut dalam dunia impian, suka melayang-layangkan pikirannya
ke zaman lampau sambil berpaling dari keadaan yang nyata.
Para
seniman dari aliran Surrealisme berusaha membebaskan diri dari kesadaran
pikir, menghendaki kebebasan yang besar sebebas orang yang tengah mimpi
dalam menciptakan karya-karyanya; sehingga karya-karya yang
dihasilkannyapun nampak aneh dan asing penuh misteri. Teknik yang
dipergunakan adalah teknik realistik, karenanya banyak pula orang yang
menyebut karya semacam ini dengan istilah ‘Realisme dunia mimpi'.
Tokoh-tokohnya antara lain adalah Salvador Dali, sedang di Indonesia
dapat disebutkan misalnya Sudibio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar